Selasa, 19 April 2011

FEATURES (Berita)

Belajar Cermat, Teliti, Sabar dan Fokus dari Tukang Servis Motor
Oleh : Bastian Arisandi

Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WIB saya pergi ke bengkel motor dengan tujuan untuk memperbaiki motor yang rusak. Sampai di bengkel tersebut, keadaan dam suasana sangat ribut karena suara motor-motor yang sedang diperbaiki. Ternyata, meskipun dalam suasan yang sangat ribut, tukang bengkel tetap yang lain tetap fokus pada motor yang dibengkelinya. Lalu kemudian saya berbasa-basi sebentar dengan pemilik bengkel tersebut. Saya sekedar berbincang-bincang. Setelah sekian lama berbincang-bincang, saya tak sedikit pun melihat anak buah dari bengkel tersebut yang tidak bekerja. Semua mengerjakan tugasnya dalam memperbaiki motor yang rusak.
Sebut saja pemilik bengkel tersebut Achuan. Memang beliau adalah etnis Cina. Percakapan pun terjadi antara saya dengan beliau.
“Cek, anak buah acek ada berapa?”
“Saya punya anak buah ada tiga, yang satu lagi istrahat katanya sholat”
“Ohh .. begitu”.
Percakapan kami memang sangat singkat. Karena apa? Ternyata beliau sendiri juga langsung mempebaiki motor yang rusak lainnya.
Nama bengkel tersebut adalah Matahari Motor, dengan alamat Jalan Budi Utomo, Siantan. Tepat pada jejeran Ruko di tepi jalan. Saya sempat bertanya mengenai mengapa dinamakan Matahari Motor. Beliau menjawab bahwa matahari yaitu memancarkan sinar yang terang. Begitu juga dengan bengkel motor kami yang siap menyinari motor-motor yang rusak pukas beliau dengan diikuti gelak tawa orang-orang yang ada di bengkel tersebut.
Singkat cerita, saya pun mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa tukang perbaiki motor. Saya sangat terkesan dengan cara mereka dalam memperbaiki motor-motor tersebut.
Pertama saya terkesan dengan betapa cermatnya mereka dalam memasang kembali alat-alat motor yang menurut saya sangat rumit. Mereka membongkar kemudian memasang sesuai dengan tempat asal alat-alat tersebut. Alat-alat dalam motor ternyata amat sangat rumit. Bahkan ada yang sangat sulit untuk dimengerti, mengapa alat tersebut bisa berada di tempat tersebut. Tetapi acungan jempol patut diberikan kepada tukang perbaiki motor, mereka mampu untuk menyusun kembali alat-alat yang sudah berhamburang dan berserakan dilantai menjadi mesin motor yang utuh kembali.
Hal yang kedua yang juga sangat menarik bagi saya yaitu para tukang perbaiki motor tersebut sangat teliti dalam memperbaiki alat-alat mesin motor yang rusak. Mereka mampu untuk mencari hal-hal yang rusak pada motor tersebut. Mereka mampu untuk memperbaiki gejala-gejala kerusakan pada motor tersebut.
Kesan yang ketiga yaitu betapa sabarnya para tukang tersebut dalam memperbaiki motor-motor yang rusak. Mulai dari melepaskan sekrup satu per satu, menanggalkan penutup luarnya, menanggalkan besi-besi yang besar-besar, meneliti kerusakan-kerusakan, mengganti alat-alat yang rusak, sampai memasang kembali alat-alat yang mereka tanggalkan tadi. Sungguh pekerjaan yang menuntut suatu sikap sabar yang sangar besar. Mereka sabar dalam memperbaiki motor-motor yang rusak. Mereka sabar ketika ada-ada saja perintah dari pemilik motor yang kadang-kadang cerewet. Saya hanya mengangguk-anggukkan kepala ketika saat bersamaan ada seorang bapak yang tidak terima dengan hasil pekerjaan tukang bengkel. Tukang bengkel tersebut malah memperbaiki kembali motor bapak tetsebut, yang menurut saya sudah baik.
Yang terakhir, pengalaman yang dapat saya ambil dari seorang tukang servis motor yaitu mereka sangat fokus dalam memperbaiki motor-motor yang rusak. Fokus merupakan hal yang sangat penting dalam mengerjakan sesuatu, tetapi jika mengerjakannya di tempat yang kotor dengan oli, polusi asap motor, ributnya suara motor, itu tidak mungkin. Tetapi inilah keunggulan tukang servis motor tersebut. Di tengah panasnya udara, belepotan oli, bau tak sedap, suasan yang bising, mereka tetap fokus pada pekerjaan mereka masing-masing.
Itulah empat pelajaran berharga yang saya dapatkan dari tukang servis motor. Pertama, cermat dalam mengerjakan sesuatu. Kedua, teliti dalam mengerjakan sesuatu. Ketiga, sabar dalam menghadapi masalah. Keempat, fokus dalam mengerjakan sesuatu.
SELESAI

Selasa, 12 April 2011

Cerita Rakyat

Pak Alui Pulakng Nobas
Peneliti: Bastian
Informan: Reka

Jediy Pak Alui ke umow, nobas umow. Nobas umow, sedakng des pulakng kan pulakng. Pulakng akher eh, begegap, setelah nyuw konuw kedodas antuw, demow eh Antuw Sanokng. Antuw Sanokng tuw adalah antuw malam. ngasow keragow antuw, rinyet nayiy, nayiy di kayuw gira` demow eh. Demow kayuw tei gira`. Sampai ke edatn kayuw gira`, edatn kayuw di taiy eh, yow pun betahan diynuw. Antuw Sanokng itu tadiy nak nayiy jum, cabut isaw di kelasiy eh kuliiy kayuw gira`, laluw akher eh kuliy kayuw gira` habis konuw kelasiy eh, antuw Sanokng noleh eh naiyiy. Celow eh Pak Alui pun noleh turun. Laluw bemalam-malam nyuw, Pak Alui di pucow gira`, antuw Sanokng di eputn eh.
Kemudian sampai siakng, antuw Sanokng pun kan lariy. Dah nyuw detakng biniy eh, ngogow lakiy eh tei, ngogow Pak Alui. Gogow tei peratiy, di pucow gira`.
“Ha ... Ji Pak Alui, akuw tebengkokakng Now Alui ei, naiy uleh, piy turun noleh. Potiy carow kuw turutn tuw”.
“Jediy ji bini eh gei, sabow kau jak yakng di pucel, kei kaw turun”.

Mat am tek, pucel sabow, singkol eh ke datn gira`. “Ne ji eh now detakng”, Ji biniy eh gei, “di tariy agey pulah singkol be awak, kei kuw ngenyolak rantai muntiy tuw kuw isey ketn sabow kaw agey yakng di dengaw”.
Ji eh mat am, amel am tek ke dengaw. Di singkol laluw dijulow ken muntiy. Dah nyuw tei maseh now tentuw detakng. Gow nyuw tei, ngerurus dariy betakng nyuw tei, ntum ngelumpat. Dah somak dem tek ke tanah.
“Lopas des am, aman, ji eh gei”. Tapiy ji eh ”kuw laluw cum am kei sabow kuw, nak ngimel yakng di atas now detakng nak nguleh eh.
Ji biniy eh, “jemulaw kuw tuw am kei ebekng-ebekng sabow kaw kei manuw ke dengaw.
Jediy mat am tek, pucel le biniy eh jemulaw eh. Jediy beebekng-ebekng ken nyuw am manuw ke dengaw, pulakng ke dengaw.
Dah pulakng ke dengaw, “ngopai detn tepemalam”, ji anak eh.
Ji eh, “oi konuw keragow antuw Sanokng”, jak ji eh gei “antuw Sanokng noleh eh naiy, akuw noleh turutn, betomuw ketn inow kaw. Akal eh dow, pakai sabow kei kuw pulakng”.
“nyeh lapar now Pak?” ji anak eh gei.
“yow lapar”.
“Dow dah nasei rompah, kajiy kuw detn matiy, kuuuur semongat apak”, ji eh.

Dah nyuw makan am Pak Alui tek.
Ji ana` eh, “mun dah makan tidor rekng Pak”,
Ji apa` eh,”ow”.

Dah makatn, dah konyang, ngudut, dah nyuw samel ngudut nyuw kan istrahat, ngalai-ngalai. Setelah dah ngalai ceritow pun selesai. Sekian.


2. Bahasa Indonesia

Pak Alui Pulang Nebas
Jadi Pak Alui pergi ke ladang, sedang menebas rumput dan hama yang tumbuh di sekitar pohon padi di ladangnya tersebut. Pada saat nya untuk pulang, maka Pak Alui juga pulang. Maka pulanglah Pak Alui, tetapi kemalaman ditengah jalan. Setelah itu, karena pulang malam maka dikejar dan ditakuit oleh hantu. Namanya Hantu Sanokng. Hantu Sanokng ini merupakan hantu yang berkeliaran di malam hari. Merasa dikejar hantu, Pak Alui pun lalu memanjat pohon Girak. Sampai ke dahan kayu tersebut, dia pun lalu bertahan didahan tersebut. Sementara itu, Hantu Sanokng pun juga ingin memanjat kayu tersebut. Ambil parang, lalu dikulitilah kulit kayu tersebut, sehingga pohon kayu tersebut menjadi licin dan Hantu Sanokng tidak bisa naik ke dahan kayu itu. Sialnya, karena kulit kayu sudah hilang dan pohon kayu menjadi licin, Pak Alui pun menjadi tidak bisa untuk turun ke tanah. Maka semalaman itu, Pak Alui tidur diatas pohon girak.
Esoknya, Hantu Sanokng pun sudah pergi. Datanglah istrinya mencari dia. Mencari dan terus mencari rupanya Pak Alui ada di dahan kayu girak.
“Ha”, kata Pak Alui, saya tadi malam tertidur dipohon ini karena tidak bisa pulang, gara-gara dikejar hantu, naik bisa tetapi turun tidak bisa”.
Jadi kata Mak Alui, “celana (dari kulit kayu) itu saja yang kamu koyak dan digunakan untuk turun”.
Maka Pak Alui pun melepas celananya disobek dan diikat ke dahan kayu girak lalu digunakan untuk turun. Tetapi, ternyata celana tersebut masih belum datang ke tanah.
Kata Pak Alui,” ini tidak nyampai ke tanah”.
“Ini saya berikan pengikat kepala saya untuk menambah celana (dari kulit kayu) untuk kamu turun”, kata Mak Alui.
Dan akhirnya karena sudah tersambung, maka Pak Alui perlahan-lahan mulai turun.
Sampai ke tanah, “aman”, katanya.
Tetapi kemudian karena celananya sudah digunakan untuk turun maka sekarang Pak Alui sudah tidak memakai celana lagi. Ia pun berkata kepada istrinya “haduh celana saya sudah digunakan untuk turun tadi, mau mengambilnya ke atas, tangan saya tidak datang”.
Jawab Mak Alui,”ini pakai kain ini saja untuk kamu pulang”.
Jadi benarlah, dengan menggunakan kain pemberian istrinya Pak Alui pulang ke rumah.
Sampai dirumah, “kenapa bapak tidak pulang semalam?, kata anaknnya.
Jawab Pak Alui, ”oii ... semalam bapak dikejar Hantu Sanokng”, lanjutnya, Hantu tidak bisa naik ke atas pohon, tetapi bapak juga tidak bisa turun, untung tadi bertemu dengan mama kamu”.
Lalu kata anaknya, ”apakah bapak lapar?”.
“Ya, lapar”.
“Ini sudah ada makanan yang saya masak, saya kira bapak sudah meninggal, (kuuuur) semangat bapak”.
Setelah itu, makanlah Pak Alui.
Kata anaknya, “setelah makan bapak istirahat saja”.
Kata Pak Alui, “iya”.
Selesai makan, perut pun kenyang, merokok, sambil baring-baring, Pak Alui pun istirahat. Sekian.

Senin, 11 April 2011

MEMBUAT LAPORAN LAPANGAN

MEMBUAT LAPORAN LAPANGAN
Oleh: Bastian
CARA MEMBUAT LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

A. PENDAHULUAN
Mahasiswa yang akan membuat laporan PKL diwajibkan untuk membuat kerangka, outline atau proposal laporan PKL, sebagai gambaran dari penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan serta rencana isi dari laporan PKL yang akan ditulis.
Proposal ini harus disetujui leh dosen pembimbing/Direktur STAN atau pejabat yang ditunjuk. Oleh sebab itu pembahasan dengan dosen pembimbing merupakan keharusan.
Proposal laporan PKL harus dibuat secara formal sesuai ketentuan yang berlaku. Hal-hal yang harus dimasukkan dalam proposal tersebut antara lain mencakup bentuk/format, isi, jumlah eksemplar, penjilidan maupun kegiatan yang akan dilakukan.


B. ISI
Outline laporan PKL pada dasarnya merupakan usulan atau rencana penelitian. Isi outline meliputi :

1. Bagian Pendahuluan, yang terdiri dari :
a. Halaman judul (lihat contoh).
b. Tanda persetujuan (lihat contoh)
c. Daftar isi.

2. Bagian isi (Batang Tubuh) yang terdiri dari :
a. Pendekatan/tujuan penyusunan laporan PKL
Bagian ini menjelaskan pendekatan dalam pembahasan atau tujuan yang ingin dicapai. Laporan PKL dapat disusun dengan menggunakan pendekatan positif (+) yang hanya bertujuan untuk menjelaskan fakta/praktik yang diamati berdasarkan teori tertentu, atau dengan pendekatan normatif yang bertujuan untuk memberikan saran-saran atau fakta/praktik yang diamati berdasarkan pada teori tertentu.

b. Metode penelitian
Bagian ini menjelaskan mengenai cara pengumpulan data yang direncanakan, apakah melalui study kepustakaan atau penelitian langsung. Rencana kontinjensi dapat dikemukakan pada bagian ini untuk mengantisipasi perubahan metode penelitian. Rencana kontinjensi ini harus menyebutkan prioritas metode penelitian dengan diikuti prioritas-prioritas berikutnya.

c. Rencana daftar isi
Rencana daftar isi memuat rencana isi laporan PKL yang akan ditulis.

d. Sinopsis
Sinopsis merupakan uraian singkat atau ikhtisar mengenai isi laporan PKL. Secara keseluruhan, sinopsis mengemukakan permasalahan pokok yang akan ditulis dan panjangnya adalah antara 2-3 halaman.

e. Ringkasan isi tiap-tiap bab
Bagian ini memuat deskripsi singkat mengenai isi masing-masing bab. Uraian hendaknya tidak hanya menyebutkan rincian isi, tetapi juga memuat uraian singkat materi masing-masing bab.

f. Rencana daftar pustaka
Bagian ini memuat daftar literatur (buku, teks, artikel, dsb) yang direncanakan akan digunakan dalam penulisan laporan PKL. (Khusus untu mahasiswa program Diploma I Keuangan, daftar pustaka boleh tidak dicantumkan).

3. Bagian penutup
Sebagai proposal penelitian, outline perlu dilengkapi dengan aktivitas-aktivitas yang akan ditempuh dan jadwal pelaksanaannya. Bagian ini mencakup uraian tentang aktivitas dan periode pelaksanaannya. Jika perlu, masukkan pula rencana kontinjensi di bagian ini.

C. PEMBAHASAN DAN PERSETUJUAN
Proposal atau outline laporan PKL harus dibahas terlebih dahulu dengan dosen pembimbing. Setelah disetujui, outline tersebut harus diserahkan kepada lembaga untuk diperiksa mengenai ada/tidaknya duplikasi judul atau kesamaannya dengan karya tulis/laporan PKL/karya tulis tugas akhir atau skripsi terdahulu dan diajukan kepada Direktur STAN guna mendapat persetujuan.

D. PERUBAHAN
Selama riset/penulisan/pembahasan, ada kemungkinan terdapat perubahan-perubahan yang perlu dilakukan atas ouline semula. Jika perubahan tersebut cukup signifikan (menyolok) maka perubahan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Direktur STAN. Perubahan hanya diperbolehkan dalam jangka waktu 6 (enam) minggu sejak outline pertama disetujui. (Perubahan ini tidak menyebabkan tambahan batas waktu penyelesaian akhir.

E. JUMLAH OUTLINE
Outline harus dibuat sebanyak tiga rangkap, rangkap pertama untuk mahasiswa, rangkap kedua untuk dosen pembimbing dan rangkap ketiga untuk sekretaris bidang.

F. CARA PENULISAN
Outline harus disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan pokok untuk penulisan outline adalah sebagai berikut :
1. Kertas
Kertas untuk outline PKL adalah kertas HVS 60-80 gram ukuran kuarto.

2. Marjin teks
Marjin kiri, kanan, atas dan bawah untuk teks adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk karya tulis ilmiah, yaitu masing-masing secara berturut-turut adalah : 1.5, 1, 1, dan 1 inchi.

3. Jarak Baris
Jarak baris untuk teks adalah 2 spasi, kecuali untuk daftar pustaka.
Jarak baris teks untuk daftar pustaka adalah 1 spasi, dan jarak antar daftar pustaka adalah 2 spasi.

4. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Pengetikan
Outline dapat diketik dengan komputer atau mesin ketik manual. Ukuran huruf yang disyaratkan adalah 10-12 huruf per inchi.
Jika menggunakan komputer, hasil cetakannya haruslah bukan dalam bentuk ”draft”. Selain itu, teks harus ditulis secara rata (inden) kiri dan kanan, kecuali untuk bagian-bagian tertentu seperti daftar pustaka.

6. Nomor halaman
Tiap halaman harus diberi nomor halaman sebagai berikut :
a. Bagian Pendahuluan;
Nomor halaman diberikan di bagian tengah bawah dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, dst).
Halaman judul tidak perlu diberi nomor halaman, tetapi dihitung sebagai satu halaman.

b. Bagian Isi (Batang Tubuh)
Nomor halaman diberikan dibagian tengah bawah dengan menggunakan angka arab (1, 2, dst.)

c. Bagian Penutup;
Sama dengan Bagian Isi, dan untuk bagian ini nomor halaman merupakan kelanjutan dari Bagian Isi.

7. Penjilidan
Outline laporan PKL harus diberi sampul dan dijilid dengan rapi. Gunakan plastik terang untuk sampul depan.

G. KONTINJENSI
Mengingat perubahan signifikan atas isi laporan PKL memerlukan persetujuan kembali oleh pejabat yang ditunjuk oleh Direktur STAN dlama jangka waktu yang telah ditentukan, maka laporan PKL hendaknya disusun dengan mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan dihadapi di kemudian hari.

Analisis Puisi

ANALISIS PUISI “PADAMU JUA” dan PUISI “DOA”
By: Bastian


1. Sense
1.1 Dalam puisi Amir Hamzah (“Padamu Jua”) persoalan secara umum yang di gambarkan dan diciptakan oleh penyair adalah seseorang yang merasa kehilangan cinta dari seorang kekasih, sehingga ia kembali pada Tuhan. Pertemuan dua orang kekasih yang telah lama berpisah (antara Aku dan Tuhan).
1.2 Chairil Anwar (“DOA”) persoalan secara umum yang di gambarkan dan diciptakan oleh penyair adalah seseorang yang selalu ingat pada Tuhan dalam keadaan apapun.
Perbedaan: Amir Hamzah (“Padamu Jua” ) mengisahkan bahwa Ia selalu ingat pada Tuhannya hanya pada saat ia merasa terpuruk dalam masalah atau saat ia sedih saja. Sedangkan Chairil Anwar (“DOA” ) mengisahkan bahwa Ia selalu ingat pada Tuhannya kapan pun baik saat senang atau pun saat sedih.
Persamaan: secara garis besar kedua puisi tersebut memiliki persamaan yaitu objek puisinya adalah Tuhan (sama-sama mngisahkan Tuhan).
2. Subject Matter
2.1 Puisi 1: Amir Hamzah (“Padamu Jua”) pokok pikirannya:
• Setelah seseorang merasa menderita dan sakit barulah ia ingat pada Tuhan/kembali pada Tuhan.
• Menyatakan Tuhan adalah segalanya, yang menjadi penuntun hidup sang pengarang dan selalu setia mencintai manusia.
• Mengisahkan seseorang yang rindu pada Tuhan.
• Seseorang yang mencari Tuhan, setelah ia menderita namun tidak pernah ia temukan karena Tuhan ada di hatinya.
• Tuhan memberi cobaan yng bertubi-tubi agar sang Aku (pengarang) kembali pada-Nya.
• Ia kembali pada Tuhan, namun banyak saja cobaan, ia merasa belum mendapat kebahagiaan tapi ia bertekat bahwa kesedihan tidak akan lagi mau ia rasakan.
2.2 Puisi 2: Chairil Anwar (“DOA”) pokok pikirannya:
• Dalam keadaan apapun selalu ingat Tuhan (baik susah, sedih, senang).
• Kembali pada Tuhan
• Ia merasa tidak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa.
• Penyair menyatakan bahwa Tuhan adalah miliknya.

3. Feeling
• Amir Hamzah (“Padamu Jua”) sikapnya penyair terhadap pokok pikiran yaitu penyair merasa rindu dan membutuhkan Tuhan hanya saat dia sedih atau ada masalah saja.
• Chairil Anwar (“DOA”) sikapnya penyair terhadap pokok pikiran yakni penyair merasa selalu membutuhkan Tuhan dalam keadaan apapun, baik saat sedih atau senang.
Perbedaan dari segi feeling: Amir Hamzah merasakan bahwa ia selalu merasa berubah, dia tidak tepat pendirian, kadang ingat pada Tuhan, tapi kadang melupakan Tuhan. Sedangkan Chairil Anwar merasakan bahwa ia selalu tepat pada pendiriannya, akhirnya ia tidak mudah melupakan Tuhan karena masa lalunya yang suram. Ia selalu ingat pada Tuhan.
Persamaan dari segi feeling: persamaan pada kedua puisi tersebut yaitu sama-sama mengisahkan kerinduan pengarang pada Tuhan dan ingin mendapatkan rahmat atau pengampunan dari Tuhan.
4. Tone
• Amir Hamzah: sikapnya terhadap pembaca yaitu selalu masa bodoh, karena ia seolah mengungkapkan perasaan atau curahan hatinya pada Tuhan, bukan pada pembaca. Ia masa bodoh terhadap pembaca, mau mengikutinya atau tidak.
• Chairill Anwar: sikapnya terhadap pembaca yaitu masa bodoh tetapi pada puisi ini penyair berusaha meyakinkan pembaca bahwa kita harus selalu ingat pada Tuhan.
Perbedaan: pada puisi Amir Hamzah: ia secara tidak langsung ingin menunjukan kepada pembaca tentang segala masalahnya, dan bagaimana sesuatu yang ia rasakan itu bisa membuatnya berubah dan kembali pada Tuhan. Sedangkan pada puisi Chairil Anwar ia tidak begitu menampakkan segala sesuatu yang terjadi padanya karena ia merasa Tuhan yang mengetahuinya.
Persamaan: dari kedua puisi tersebut sama-sama masa bodoh terhadap pembaca.
5. Totalitas Makna
• Amir Hamzah: makna keseluruhan yang tedapat pada puisinya yaitu: penyair merasa kehilangan dan kembali pada Tuhan karena Tuhan selalu menuntunnya kembali ke jalan yang benar (Tuhan). Ia merindukan Tuhan dan ingin kembali pada Tuhan tetapi banyak cobaan yang ia hadapi untuk mendapatkan kebahagiaan dari Tuhan. Namun ia bertekat untuk tidak akan lagi merasakan kesedihan.
• Chairil Anwar: makna keseluruhan yang terdapat dalam puisinya yakni ia selalu merasa ingat pada Tuhan dimanapun dan dalam keadaan apapun ia berada baik suka maupun dukan. Ia akan selalu berada di jalan yang benar atau yang ditunjukan oleh Tuhan.
Perbedaan: dari totalitas makna, pada puisi Amir Hamzah banyak mengungkapkan masalah yang ia hadapi sehingga kita kurang paham masalah yang sebenarnya. Sedangkan pada puisi Chairil Anwar hanya terarah pada satu atau beberapa persoalan sehingga mudah untuk dipahami.
Persamaan: dari totaliats makna , kedua puisi tersebut sama-sama ditujukan atau mengarah pada Tuhan.
6. Tema
• Amir Hamzah: Dosa dan pengharapan untuk kembali pada Tuhan (pertobatan).
• Chairil Anwar: Doa seseorang yang selalu ingat akan Tuhan.
Perbedaan: dari segi tema, puisi Amir Hamzah lebih menekankan pada pertobatan sedangkan puisi Chairil Anwar lebih menekankan pada doa yang selalu ingat pada Tuhan.
Persamaan: dilihat dari tema, puisi tersebut sama-sama difokoskan atau sasarannya adalah pada Tuhan.