Rabu, 23 Oktober 2013

Alun-alun Kapuas (Lapangan Korem) Pontianak


Alun-Alun Kapuas (Lapangan Korem) Pontianak

Pontianak, pukul 15.30 WIB keadaan sudah mulai ramai. Tidak jauh dari Kantor Wali Kota Pontianak terdapat sebuah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Alun-alun Kapuas atau korem merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh semua masyarakat Kota Pontianak. Yang mengunjungi tempat ini pun bukan hanya para remaja, tetapi mulai dari anak-anak, bahkan orang tua pun tak segan untuk berkunjung ke tempat ini.
Terlihat replika (miniatur) tugu khatulistiwa
Pada siang hari memang tempat ini biasa-biasa saja, namun keadaan sangat berubah jika di malam hari. Apalagi malam minggu, banyak sekali masyarakat yang mengunjungi tempat ini. Dari pengamatan penulis pada malam minggu mulai pukul 19.00 WIB sudah banyak kendaraaan, bahkan dikatakan parkiran sudah hampir penuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Artinya, masyarakat datang ke tempat ini dengan sangat antusias. Mereka berbondong-bondong untuk jalan-jalan, menikmati malam, dan sekedar bercanda ria di tempat yang sering juga disebut korem ini.


Pemandangan korem di malam hari
Pemandangan di korem atau masyarakat Kota Pontianak juga menyebutnya Alun-alun Kapuas memang cukup menarik, apalagi di malam hari. Pemerintah Kota Pontianak telah membuat sebuah air pancur yang cukup besar untuk memperindah tempat ini. Untuk sekedar melepas lelah dan penat, Pemkot juga telah menyediakan tempat-tempat tertentu untuk dijadikan tempat berjualan bagi pedagang-pedangan kaki lima yang menjual aneka minuman dan makanan ringan, bahkan ada juga penjual kaki lima lainnya yang menjual pakaian dan asesoris dan mainan anak-anak. Yang tak kalah menarik yaitu pemandangan dengan adanya taman bermain bagi anak-anak. Kebun bunga juga ikut memperindah Alun-alun Kapuas. Sehingga pada saat berkunjung ke tempat ini tidak ada kata “bosan”, malah mengasyikkan.

Senin, 21 Oktober 2013

Masa Lalu Di Lirik Sebuah Lagu


       Terangnya seribu bintang takkan sanggup menyinari hatiku
       Yang kuinginkan hanya dirimu cinta sejatiku
       Kepada seribu bintang sampaikan salamku kepadanya
       Hanya dia  hanyalah dirinya yang aku cinta
Sayup-sayup terdengar lantunan lagu “Terangnya Seribu Bintang” lagu merdu dari Sultan. Mengalun syahdu disertai alunan nada gitar yang mengiris hati dari seorang Jack yang menikmati malam kesendirian. Jack berhenti sejenak menghirup segelas kopi pekat yang mulai berasa pahit karena penuh dengan remah-remahnya saja. Setelah itu Jack menyulut sebatang rokok. Terlihat dia sangat menikmati suasan malam itu. 
Sejenak hening. Hanya suara bunyian malam yang terdengar manja di telinganya. Ya dalam keheningan Jack mengingat masa-masa lampau yang sangat sulit untuk ia lupakan. Tak mampu juga untuk diungkapkan dengan kata-kata, hanya mampu ia ungkapkan lewat alunan lagu “Terangnya Seribu Bintang”. 
Masih jelas berasa diingatan Jack masa 5 tahun silam. Masa sangat bahagia penuh suka dan duka bersama Nia. Ya Nia, seorang mahasiswi cantik nan mempesona teman kuliah Jack ya mulanya hanya teman kuliahan saja. Jack terbayang akan beberapa kejadian yang tak kan terlupakan bersama Nia. Bagaimana mereka mengerjakan tugas bersama, saling membantu pada saat ujian semester, maupun kenangan di mana ketika Jack akhirnya memilih meninggalkan semuanya.
**********
Mulanya siang itu, Jack dengan penuh semangat mengikuti sebuah mata kuliah. Ia duduk paling depan. Entah semangat apa yang membuatnya memberanikan diri untuk duduk di bangku paling depan, padahal biasanya Jack mencari tempat yang aman dari pandangan dosen apalagi dosen killer. Ketika duduk secara tidak sengaja Nia yang duduk di samping Jack menjatuh DHK (Daftar Hadir Kuliah) dan hendak mengambil DHK tersebut di bawa kursi dekat Jack. Nia hendak mengambil DHK dan secara Refleks Jack pun hendak mengambil DHK tersebut untuk Nia. Mereka berhadapan bertatap muka. Diam sejenak.
“Hmmmm” terdengar suara dosen mendehem.
Jack dan Nia secara refleks kembali ke tempat duduk masing-masing. 
Semenjak itulah Jack dan Nia mulai terlihat akrab. Di mana ada Nia di situ ada Jack. Istilahnya seperti parasit (kampret bener Si Jack).
**********
Jack kembali menghirup kopi pahit dari gelasnya, menghidupkan kembali rokoknya. Jack kemudian tersenyum sendiri. tersenyum dalam duka. Jack sejenak menghembuskan nafas. Ia teringat kembali sebuah peristiwa di malam itu ketika dia berkunjung ke rumah Nia dengan alasan membantu mengerjakan tugas untuk Nia. Padahal mereka bercerita penuh suka dalam bilik kamar ya hanya mereka berdua.
**********
Sore itu Nia mengajak Jack untuk membantu mengetikan makalahnya. Sekitar pukul 6 sore Jack pun berangkat dengan motor kebanggannya menuju rumah Nia. Setelah mengendarai kendaran sekitar 30 menit sampailah Jack ke rumah Nia.
“Hai”, sapa Jack.
“Hai juga, silahkan masuk”, Sapa Nia dengan senyuman manis disertai lesung pipitnya.
“Silahkan duduk dulu”, ujar Nia. Mau minum apa?
“Apa saja lah yang penting halal”, sahut Jack.
Keduanya tersenyum.
“Sungguh indah senyumanmu", gumam Jack dalam hati.
“Oke deh”, lanjut Nia berlalu menuju dapur rumahnya.
Singkat cerita, malam itu mereka mengerjakan makalah Nia dengan penuh suka. Sebenarnya malam itu adalah malam minggu. Dan secara tak sengaja Jack bertanya kepada Nia.
“Ini kan malam minggu, memang kamu tidak jalan sama pacarmu ya”.
“Pacarku sedang pergi”, sahut Nia ketus.
Jack melirik ke arah Nia. Ia melihat mata Nia berkaca, ya itu ada air mata di sana.
Jack paham ada sesuatu yang terjadi di sana, tapi entah apa? Jack hanya diam kemudian kembali melanjutkan ketikannya. 
Hening di kamar itu.
*********
“Jack, Jack masuk sudah malam”, terdengar teriakan dari dalam rumah.
Teriakan yang membuyarkan kenangan manis Jack. 
“Iya mama, sebentar lagi”, teriak Jack dari teras rumahnya.
Jack kembali tersenyum dan kembali memainkan gitarnya.
       
       Terangnya seribu bintang takkan sanggup menyinari hatiku
       Yang kuinginkan hanya dirimu cinta sejatiku
       Kepada seribu bintang sampaikan salamku kepadanya
       Hanya dia  hanyalah dirinya yang aku cinta
Malam terus berlanjut. Jack menghabiskan malam itu dengan berbagai kenangan yang berkecamuk di dalam pikirannya. Alunan suara gitar dipadukan lagu “Terangnya Seribu Bintang” masih berlanjut. Jack seakan ingin kembali ke masa 5 tahun silam. Walau tinggal kenangan namun tak akan terlupakan. 
**********

Sabtu, 12 Oktober 2013

Puisi Malam

Gelap Malam Merindu

Oleh: Bastian Arisandi


Ku tiup gundah gulana
Seroja mekar tak berdosa
Ku kecup ku rasa
Indah sungguh menggoda

Sekilas mata sendu nan sayu
Ku ruba ku rasa semu
Bertopang syahdu pada bayangmu
Sakit sakit tak bertemu

Tengok kanan tengok kiri
Sepi tak ada yang menemani
Hati semakin lemah tak daya berdiri
Biar lah gundah sepi ku di sini
Menanti



WisudaKu dan WisudaMu

Jika Berusaha Wisuda Tak Tertunda

     
  W-I-S-U-D-A hanya enam ya banyangkan hanya enam huruf tapi untuk meraih itu perlu perjuangan yang berdarah-darah dan mengharu biru. Kalo tak percaya di coba mbak dan mas di coba. Walaupun ada yang mudah mencapai kata WISUDA ya paling berbau keberuntungan.
          Wisuda adalah proses pemindahan pita pada toga dari sebelah kiri ke sebelah kanan yang dilakukan oleh rektor, direktur maupun kepala perguruan tinggi lainnya. Ya kalo udah WISUDA sah dong ya sarjananya. Tos kita tos. Oiya WISUDA yang beneran khusus untuk mahasiswa lho. Kalo untuk anak TK, SD itu mah wisuda-wisudaan.


Foto-foto di samping merupakan foto admin ketika akhirnya WISUDA. Kerenkan hohohoo. Berkat usaha dan kerja keras akhirnya admin WISUDA juga. Wisuda nya sih emang tidak seberapa namun perjuangan di balik semuanya itu berasa luar biasa. Sampai-sampai mau meneteskan air mata.

Yang belum WISUDA santai aja bro santai. "Wisuda itu pasti hanya jarak yang memisahkan kita" #NenggakBaygon. Berusaha dan terus berusaha maka wisuda menanti di depan mata. Ya betul sih tak cukup hanya berusaha tapi perlu juga berdoa. Keep Smile!


Rabu, 09 Oktober 2013

Baiknya "PEKA" buruknya "PK"

“PEKA”
P-E-K-A yang hanya empat huruf tapi penuh makna dan merupakan gerbang menuju masa depan yang gemilang. Secara Harafiah “PEKA” berarti mudah merasa, tidak lalai (KBBI Online). Menuju masa depan yang gemilang hanya dengan “PEKA” bagaimana bisa? Eits tungu dulu tunggu dulu. Jernihkan pikiran anda, hirup dan hembuskan nafas sejenak kemudian baca perlahan-lahan bacaan ini. Good luck bro!
Yup “PEKA” yang dimaksud tentu saja jauh artian dengan “PK”. Memang kalau diucapkan dengan cepat akan terdengar sama. Tapi PK (Penjahat Kelamin) tentu saja artian negative. Nah “PEKA” di sini adalah adanya perasaan mudah merasa serta tidak lalai. Orang yang “PEKA” berarti orang yang mudah merasa apapun yang ada di lingkungannya serta tidak lalai jika diberikan tanggung jawab. Di era modern sekarang ini banyak hal yang berhubungan dengan ke-PEKA-an ini. Misalkan kalo ada seseorang yang menyukai anda dengan menampilkan ‘kode-kodeannya’, disitulah “PEKA” ini tampil untuk anda. Atau misalkan lagi ketika pasangan anda menampilkan foto dirinya bersama bayi entah itu di FB atau twitter maupun jejaring sosial lainnya, disitulah “PEKA” kembali beraksi. Apakah sudah jelas?
Dalam dunia perkuliahan “PEKA” lebih menunjuk pada makna kata “tidak lalai”. Mengapa demikian? Pertama, mahasiswa harus “PEKA” ketika dosen menginginkan anda membantu mengetik ke rumahnya. Maaf di sini tentu saja bukan maksudnya dosen tersebut jatuh cinta pada anda. Itu jauh melenceng. Makna yang tepat tentu saja dosen menginginkan anda memperlihatkan ke-PEKA-an anda tadi dengan tidak lalai bertanggung jawab. Kedua, ketika bimbingan skripsi diharapkan mahasiswa “PEKA”. Saya katakan sekali lagi “PEKA”. Mengapa? karena sekali saja anda tidak “PEKA” dengan skripsi anda semakin banyak junior bermunculan di bawah anda.

“PEKA”-nya mahasiswa yang sedang skripsian tentu saja erat hubungannya dengan kata “WISUDA” dan “SARJANA”. Setelah membahas “PEKA” selanjutnya kita akan membahas “WISUDA” dan “SARJANA”. Tunggu postingan selanjutnya. See U….

Cerpen Sederhana

Kisah Cinta yang Berawal dari Perang Lagu

Sore itu terdengar suara musik sebuah lagu yang sangat memekakan telinga Esi. Ia pun terbangun mengucak matanya  sejenak dan kemudian mencari sumber suara musik yang memekakan telinga tadi. Esi mencari sumber suara ke berbagai penjuru desa itu. Mulai dari rumah paling ujung tidak ada suara apa-apa, rumah di samping kanan dan kiri juga tidak terdengar suara apa-apa. Mata Esi pun tertuju ke depan rumahnya. Dan betul saja ya sumber suara musik yang sangat keras tersebut adalah berasal dari depan rumah mereka.
Esi pun berkecamuk, ia kesal karena suara musik tadi membangunkan dari tidur siangnya.
“Sungguh tetangga yang tak bisa mengerti keadaan sesama” sungut Esi sambil menuju DVD player di sudut kamarnya.
“Rasakan ini jerit Esi!”.
Tak berapa lama kemudian suara lagu dari kamarnya mulai menghentakkan seluruh ruangan kamar. Tidak ada hanya itu suara lagu dari DVD playernya juga menghentak sampai ke rumah tetangga yang berada di depan rumahnya.
“Huh, rasakan pembalasanku”, teriak Esi.
Tak berapa lama kemudian muncul seorang pemuda melihat dari jendela kamarnya. Pemuda tersebut nampaknya mulai merasa terganggu dengan suara lagu dari rumah Esi. Ia memperhatikan sejenak lalu dengan tak mau kalah saing pemuda tersebut membesarkan volume suara musik dari rumahnya juga.
Sungguh sebuah perang suara musik yang sangat membingunkan!Yanto ya Yanto nama pemuda tersebut memperdengarkan lagu-lagu hard rocknya, sedangkan Esi dengan lagu-lagu romantisnya. Perang terus berlanjut hingga beberapa waktu terlewatkan. Baik Yanto maupun Esi tidak ada yang mau mengalah dalam memperdengarkan suara lagu dari kamar mereka masing-masing.
Hingga tibalah waktu itu. Yanto kembali menyetel suara lagu-lagu hard rocknya dengan suara full hingga menggetarkan rumah-rumah lainnya. Apa yang terjadi? Dua buah lagu terlewatkan, tidak ada balasan dari kamar Esi. Empat lagu berselang dari kamar Esi pun masih tidak terdengar apa-apa. Yanto mulai merasa ada yang hilang. Diam-diam dia merindukan balasan lagu romantic yang sering diperdengarkan Esi.
“Ach bosan”, gumam Yanto.
Dengan segera ia pun mengecilkan volume suara DVD-nya dan tertegun sejenak memandang dari jendela kamarnya ke arah kamar Esi di seberang sana. Ia tidak melihat apa-apa. Tatapan matanya kosong.
“Esi kamu kemana? Kenapa baru sekarang kurindu suara alunan lagu dari kamarmu?” keluhnya.
 Semenjak itu ada perubahan yang mencolok dari Yanto. Dari kamarnya tidak lagi terdengar lagu-lagu hard rock yang memekakan telingan namun mulai terdengar lagu-lagu romantis. Mulai dari lagu Adista, lagu Noah hingga lagu-lagu Westlife. Perubahan yang sangat signifikan.
Singkat cerita Yanto mulai jatuh cinta pada Esi. Ia terus mencari penyebab hilangnya Esi yang secara tiba-tiba itu. Setelah mencari dan terus mencari, rupanya Esi harus menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Kota Cidayu. Yanto mulai gelisah, dalam benaknya ia tidak mau kehilangan seorang lawan beratnya dalam perang lagu. Ia merindukan Esi yang selalu mengoloknya dari jendela kamarnya. Yanto merindukan ekspresi-ekspresi yang ditunjukkan Esi ketika mereka sedang perang lagu.
Sungguh menyesakan dada!
Senja itu, Esi sedang bersantai di kamarnya. Setelah bangun dari tidur siangnya ia pun mulai merasa ada yang berbeda. Esi merasa kok tumben-tumbennya hingga sesenja ini tidak terdengar sedikitpun lagu hard rock dari depan rumahnya tepatnya dari kamar Yanto. Sejenak ia memandang dari kamarnya. Terlihat kamar Yanto sepi-sepi saja.
“Pemandangan yang indah”
“Aku menang”, gumam Esi.
Beberapa hari kemudian setiap Esi bangun tidur siang ia mulai merasa aneh. Ia merasa ada yang kurang. Ia merasa tak terdengar lagi lagu-lagu yang mengganggu dari seberang rumahnya. Ia merasa mulai kesepian. Ia merasa kecewa. Ada rasa inginnya untuk berperang lagu lagi melawan Yanto. Namun apa yang telah terjadi? Esi bingung. Esi merasa.
“Ke mana Yanto?”, keluhnya. “Aku merindukan hentakan lagu hard rock mu”, lanjutnya lagi. Sepi sungguh sepi!
Selang berlalu.

Sore itu, lantunan lagu “Hampa” dari Ari Lasso terdengar merdu di telinga Esi. Ia pun kebingungan dan terhenyak langsung mencari-cari arah suara lagu tersebut. “Siapa ya yang menghidupkan lagu kesayanganku ini” pikir Esi. Ia memandang keluar dan….
OMG! Itu berasal dari rumah Yanto! Esi pun terperanjat.
Ia kaget dan tertegun bagaikan tersentak dari lamunan beribu tahun. Indah sekali lantunan lagu itu. Tapi yang lebih mengharukan itu berasal dari kamar Yanto. “Ada apa gerangan”, seru Esi. Seakan tidak percaya ia melirik dari jendela kamarnya ke arah kamar Yanto. Apa yang terlihat di seberang sana! Itu tidak kalah mengharukan. Ya….
“KITA DAMAI”
Dua kata yang terlihat dari kaca jendela kamar Yanto sangat jelas terbaca oleh Esi. Hanya dua kata tapi penuh makna. Hanya dua kata tapi beribu cerita. Ya hanya dua kata dan semuanya akan berawal dari sana. Bersambung….



Senin, 07 Oktober 2013

Cultural Values Of Sabunzu Sarokng Antu

ABSTRACT


Arisandi, Bastian. 2012. Cultural Values ​​in The Story Of Sabunzu  Sarokng Antu Oral Literature Of District Dayak Simpakng Simpang Dua Ketapang. Language and Art Education Majors. Education Studies Program Language and Literature Indonesia. Faculty of Teacher Training and Education University Tanjungpura Pontianak. (First supervisor Dr. H. Martono, and counselors both Drs. Laurensius Salem, M.Pd).
The background of this research came from concern over Sabunzu Sarokng Antu story that despite being transcribed and documented but no deeper study on this story for more than 16 years. This study aimed to general description of cultural values ​​in the story Sabunzu Sarokng Dayak oral literature Simpakng Antu District Simpang Dua Ketapang. The research was conducted using qualitative methods desktriptif. The approach used in this study is a sociological approach to literature. Sources of data in this study are transcribed  story Sabunzu Sarokng Antu team from the Institute Dayakologi (ID). This study used direct observation techniques, interview techniques and documentary study technique. Data collection tool that recording devices such as MP3, Camera Handy Camp, and a special note. Based on the results of data analysis, the study produced the following conclusions. (1) The value of man's relationship with the culture of the human religion trust and use amulets, people trust and use magical powers, as well as the people believe and ask for help his buddies. (2) The value of man's relationship to human culture that is confident, mutual help, love, and mutual assistance. (3) The cultural value of human relationships with nature are subject to human nature, human nature and the human desire to utilize natural master.


Keywords: culture, folklore.

CeritaKu mana CeritaMu

Nuansa Cinta Awal yang Tak Terduga

Pagi itu Ari bangun agak awal, ia penuh semangat pagi itu. Setelah merapikan tempat tidurnya Ari dengan tergesa-gesa mandi. Sambil bernyanyi riang ia senandung ria di dalam kamar mandi. Selesai mandi dan berpakaian rapi Ari langsung mengendarai Satria F Si Merah kebanggaannya menuju Persekolahan. Bukan Ari bukan siswa, ia merupakan seorang guru ya seorang guru muda nan tampan. Sejujurnya saking tampannya Si Ari pernah beberapa siswa cewek meng-invite-kan PIN BBnya.


Pagi itu entah apa yang ada di pikiran Ari, ia begitu bahagia. Yup sangat, sangat bahagia. Saking bahagianya tampak dari raut mukanya yang penuh senyuman. Manis ya senyuman yang manis. Saking manisnya ada siswa yang diam-diam suka padanya. Ya siswanya ckckck...

Kisah berawal dari teman Ari yang baru selesai PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) di sebuah SMP. Di kota Pontianak. Pak Ray ya Pak Ray itu lah siswa-siswa sering menamakannya. Hari itu Pak Ray ini menulis sebuah status di FB, ya wajar sebagai guru yang masih labil Pak Ray ini hobi juga dengan dunia maya semisal FB dan twitter. Status Pak Ray di komen oleh siswanya sebut saja Elsa. Hmmmm ya Elsa nama yang indah tapi tak seindah nama gurunya (Pak Ray; red).