Aksi Nyata Budaya Positif
Oleh : Bastian Arisandi (CGP Angkatan 3 Kabupaten Ketapang)
1. 1. Latar
Belakang
Penerapan
budaya positif tak terlepas dari konsep yang telah dipelajari pada modul
sebelumnya yaitu konsep pendidikan menurut KHD, nilai dan peran guru penggerak,
dan visi guru penggerak. Dengan menyadari nilai dan perannya
sebagai guru penggerak akan membuat guru yang bersangkutan mampu mengelola
perubahan yang positif berawal dari diri dan segala potensi yang dimiliki
sekolahnya.
Dalam menciptakan budaya positif
terdapat konsep yang yang perlu dipahami bersama oleh setiap warga sekolah
yaitu (1)Perubahan paradigma stimulus respon melawan teori kontrol, (2)Arti
disiplin dan tiga motivasi prilaku manusia, (3)Keyakinan kelas, hukuman, dan
penghargaan, (4)Kebutuhan dasar manusia (bertahan hidup, cinta dan kasih sayang,
kesenangan, kebebasan, dan penguasaan), (5)Posisi kontrol (penghukum, orang
merasa bersalah, teman, monitor/pemantau, dan manajer), (6) Segitiga
restitusi (menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan
keyakinan kelas).
2.
Tujuan
Penerapan budaya
positif di sekolah bertujuan agar semua warga sekolah mampu berperan aktif untuk menciptakan
lingkungan sekolah yang dapat menumbuhkembangkan murid secara optimal sesuai
kodrat anak dan kodrat zaman. Nilai – nilai yang diharapkan menjadi budaya
positif di sekolah tentu saja berakar dari norma-norma, budaya bangsa, dan
nilai Pancasila dengan demikian diharapkan murid dengan akan mampu untuk
mewujudkan profil pelajar Pancasila.
3.
Bentuk Aksi
Nyata
Adapun bentuk aksi
nyata penerapan budaya positif tersebut dijabarkan sebagai berikut.
a)
Berdoa dan
mengucap syukur sebelum memulai dan setelah menutup proses belajar mengajar.
b)
Menyepakati
kesepakatan kelas antara guru dengan murid.
c)
Menerapkan
5S (sopan, santun, senyum, salam, sapa) di lingkungan sekolah.
d)
Memberikan
kebebasan kepada murid untuk berpendapat dalam diskusi.
e)
Melatih
murid agar berani mengajukan pendapat di depan umum.