Kisah Cinta yang Berawal dari
Perang Lagu
Sore
itu terdengar suara musik sebuah lagu yang sangat memekakan telinga Esi. Ia pun
terbangun mengucak matanya sejenak dan
kemudian mencari sumber suara musik yang memekakan telinga tadi. Esi mencari
sumber suara ke berbagai penjuru desa itu. Mulai dari rumah paling ujung tidak
ada suara apa-apa, rumah di samping kanan dan kiri juga tidak terdengar suara
apa-apa. Mata Esi pun tertuju ke depan rumahnya. Dan betul saja ya sumber suara
musik yang sangat keras tersebut adalah berasal dari depan rumah mereka.
Esi
pun berkecamuk, ia kesal karena suara musik tadi membangunkan dari tidur
siangnya.
“Sungguh
tetangga yang tak bisa mengerti keadaan sesama” sungut Esi sambil menuju DVD
player di sudut kamarnya.
“Rasakan
ini jerit Esi!”.
Tak
berapa lama kemudian suara lagu dari kamarnya mulai menghentakkan seluruh
ruangan kamar. Tidak ada hanya itu suara lagu dari DVD playernya juga
menghentak sampai ke rumah tetangga yang berada di depan rumahnya.
“Huh,
rasakan pembalasanku”, teriak Esi.
Tak
berapa lama kemudian muncul seorang pemuda melihat dari jendela kamarnya.
Pemuda tersebut nampaknya mulai merasa terganggu dengan suara lagu dari rumah
Esi. Ia memperhatikan sejenak lalu dengan tak mau kalah saing pemuda tersebut
membesarkan volume suara musik dari rumahnya juga.
Sungguh
sebuah perang suara musik yang sangat membingunkan!Yanto
ya Yanto nama pemuda tersebut memperdengarkan lagu-lagu hard rocknya, sedangkan
Esi dengan lagu-lagu romantisnya. Perang terus berlanjut hingga beberapa waktu
terlewatkan. Baik Yanto maupun Esi tidak ada yang mau mengalah dalam
memperdengarkan suara lagu dari kamar mereka masing-masing.
Hingga
tibalah waktu itu. Yanto kembali menyetel suara lagu-lagu hard rocknya dengan
suara full hingga menggetarkan rumah-rumah lainnya. Apa yang terjadi? Dua buah
lagu terlewatkan, tidak ada balasan dari kamar Esi. Empat lagu berselang dari
kamar Esi pun masih tidak terdengar apa-apa. Yanto mulai merasa ada yang
hilang. Diam-diam dia merindukan balasan lagu romantic yang sering
diperdengarkan Esi.
“Ach
bosan”, gumam Yanto.
Dengan
segera ia pun mengecilkan volume suara DVD-nya dan tertegun sejenak memandang
dari jendela kamarnya ke arah kamar Esi di seberang sana. Ia tidak melihat
apa-apa. Tatapan matanya kosong.
“Esi
kamu kemana? Kenapa baru sekarang kurindu suara alunan lagu dari kamarmu?”
keluhnya.
Semenjak
itu ada perubahan yang mencolok dari Yanto. Dari kamarnya tidak lagi terdengar
lagu-lagu hard rock yang memekakan telingan namun mulai terdengar lagu-lagu romantis.
Mulai dari lagu Adista, lagu Noah hingga lagu-lagu Westlife. Perubahan yang
sangat signifikan.
Singkat
cerita Yanto mulai jatuh cinta pada Esi. Ia terus mencari penyebab hilangnya
Esi yang secara tiba-tiba itu. Setelah mencari dan terus mencari, rupanya Esi
harus menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Kota Cidayu. Yanto mulai
gelisah, dalam benaknya ia tidak mau kehilangan seorang lawan beratnya dalam
perang lagu. Ia merindukan Esi yang selalu mengoloknya dari jendela kamarnya.
Yanto merindukan ekspresi-ekspresi yang ditunjukkan Esi ketika mereka sedang
perang lagu.
Sungguh
menyesakan dada!
Senja
itu, Esi sedang bersantai di kamarnya. Setelah bangun dari tidur siangnya ia
pun mulai merasa ada yang berbeda. Esi merasa kok tumben-tumbennya hingga
sesenja ini tidak terdengar sedikitpun lagu hard rock dari depan rumahnya
tepatnya dari kamar Yanto. Sejenak ia memandang dari kamarnya. Terlihat kamar
Yanto sepi-sepi saja.
“Pemandangan
yang indah”
“Aku
menang”, gumam Esi.
Beberapa
hari kemudian setiap Esi bangun tidur siang ia mulai merasa aneh. Ia merasa ada
yang kurang. Ia merasa tak terdengar lagi lagu-lagu yang mengganggu dari
seberang rumahnya. Ia merasa mulai kesepian. Ia merasa kecewa. Ada rasa
inginnya untuk berperang lagu lagi melawan Yanto. Namun apa yang telah terjadi?
Esi bingung. Esi merasa.
“Ke
mana Yanto?”, keluhnya. “Aku merindukan hentakan lagu hard rock mu”, lanjutnya
lagi. Sepi sungguh sepi!
Selang
berlalu.
Sore
itu, lantunan lagu “Hampa” dari Ari Lasso terdengar merdu di telinga Esi. Ia
pun kebingungan dan terhenyak langsung mencari-cari arah suara lagu tersebut. “Siapa
ya yang menghidupkan lagu kesayanganku ini” pikir Esi. Ia memandang keluar dan….
OMG!
Itu berasal dari rumah Yanto! Esi pun terperanjat.
Ia
kaget dan tertegun bagaikan tersentak dari lamunan beribu tahun. Indah sekali
lantunan lagu itu. Tapi yang lebih mengharukan itu berasal dari kamar Yanto. “Ada
apa gerangan”, seru Esi. Seakan tidak percaya ia melirik dari jendela kamarnya ke
arah kamar Yanto. Apa yang terlihat di seberang sana! Itu tidak kalah
mengharukan. Ya….
“KITA
DAMAI”
Dua
kata yang terlihat dari kaca jendela kamar Yanto sangat jelas terbaca oleh Esi.
Hanya dua kata tapi penuh makna. Hanya dua kata tapi beribu cerita. Ya hanya
dua kata dan semuanya akan berawal dari sana. Bersambung….
0 komentar:
Posting Komentar