Jumat, 28 Agustus 2020

BEJONTAKNG

Bejontakng

(Tradisi dalam Pernikahan Adat Dayak Simpang Desa Gema Kabupaten Ketapang)

Adil ka talino, bacuramin ka saruga , basengat ka jubata.

Pisakng komakng lantakng, tobuh lulokng anak lunye yang manyabe bonang, tarok yang beringin tali di samakng banua panyakng, di ujong mantangan tanok.

1.      Hakikat Bejontakng

Bejontakng merupakan satu diantara tradisi dalam pernikahan adat Dayak Simpang yang berada di Desa Gema Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang. Bejontakng didefinisikan sebagai kegiatan memperkenalkan anggota keluarga dari pihak mempelai laki-laki (pengentikng lelakiy) kepada mempelai perempuan (pengentikng betinuw) begitu juga sebaliknya. Dalam adat bejontakng mempelai laki-laki maupun perempuan masing-masing diapit oleh pengapiy. Pengapiy ini masing-masing dua orang. Pengapiy pertama adalah pengapiy tuwow artinya pureh tuwow dan pengapiy mudow artinya pureh mudow. Dalam acara bejontakng ini kedua mempelai dan anggota keluarga duduk mengelilingi sensayau yang dikenal dengan istilah botang pisang rayow tungkat tobuw jewow di genggang lantakng ruang di sidok lansor tongah. Adapun sensayau ini merupakan suatu bentuk tempat sesajian tetapi dalam bentuk yang lebih besar dengan ketinggian kurang lebih 2 meter. Sensayau didirikan dengan masing-masing tiang terbuat dari buloh below, botakng pisang rayow dan tobuw jewow. Pada bagian atas sensayau ditutupi dengan kain putih yang dikenal dengan sebutan payokng agong. Di sekililing sensayau ditutupi dengan geriy dengan tujuan menutupi sensayau karena menurut kepercayaan masyarakat setempat, sensayau ini adalah perempuan. Pada lantai dasar sensayau adalah  tempayan tajau yang isinya tuak. Kemudian pada bagian depan sensayau terdapat tangga kecil yang terbuat dari buluh dikenal dengan istilah buloh geding . pada keempat tiang sensayau terdapat sensugut dengan hiasan rodas. Pada tingkat dua sensayau terdapat berbagai macam sesajian dalam nampan besar (talam panuata) antara lain: beras kuning, daging ayam bakar, pelitow, geyong sensayau dan inasnya.

 


Sensayau pernikahan adat


Kedua mempelai dan anggota keluarga duduk mengelilingi sensayau

            Sumber: Dokumentasi pribadi

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, dalam acara bejontakng kedua mempelai dan anggota keluarganya duduk mengelilingi sensayau. Khusus untuk kedua mempelai dan pengapitnya harus menggunakan pakaian adat. Mempelai laki-laki menggunakan baju adat warna hitam yang dikenal dengan istilah bejuw penabor aceh becangai dan menggunakan celana adat warna hitam yang dikenal dengan istilah selewar seting lajak bekakiy. Pada bagian kepala mempelai laki-laki diikatkan labokng cincin untuk mempererat labokng subakng agar tidak mudah lepas. Labokng subakng dilengkapi dengan peradow, dan berikutnya pada labokng subakng disematkan jemang. Pada tangan mempelai laki-laki dipasangkan sepasang golang pintal masing-masing satu di tangan kanan dan satu di tangan kiri. Gelang ini tidak boleh dilepas selama pernikahan adat tiga hari dan tiga malam. Pada pinggang lelaki terdapat pempodal ayam.




Mempelai laki-laki menggunakan pakaian adat lengkap.


Mempelai perempuan menggunakan pakaian adat lengkap.

Mempelai perempuan memakai pakaian adat yang sedikit memiliki perbedaan dengan pakaian adat yang digunakan oleh mempelai laki-laki. Pada bagian kepala perempuan juga menggunakan labokng subakng dan labokng cincin hanya saja pada perempuan jemang lebih kecil dan tidak memiliki langai. Mempelai perempuan menggunakan baju adat biasanya warna merah yang dikenal dengan istilah bejuw geriat. Dan menggunakan celana adat warna hitam yang dikenal dengan istilah rok geriy. Ikat pinggang mempelai perempuan ada tiga macam yaitu: ikat pinggang goniy uang, ikat pinggang goniy temet dan ikat pinggang goniy rantai. Selain itu pada pinggang perempuan juga dililitkan ikat pinggang kancing betorei agar celana adat mempelai perempuan tidak mudah terlepas. Pada kedua tangan mempelai perempuan dipasangkan sepasang golang pipeh, masing-masing satu disebelah kanan dan satu disebelah kiri. Golang pipeh ini tidak boleh lepas dari mempelai perempuan selama pernikahan adat yaitu tiga hari dan tiga malam. Gelang ini menandakan bahwa perempuan tersebut adalah mempelai perempuan.

2.      Kedudukan dan Fungsi Acara Bejontakng

Pernikahan adat di Desa Gema ini kegiatan bejontakng merupakan rangkaian kegiatan yang  penting dan unik. Dikatakan penting karena dalam kegiatan bejontakng inilah kedua mempelai memperkenalkan sekaligus mengakui kepada orang banyak bahwa orang-orang yang duduk dalam lingkaran jontakng merupakan anggota keluarga mereka. Selain itu, acara bejontakng ini juga unik. Dikatakan unik karena kegiatan bejontakng ini hanya terdapat di dalam pernikahan adat Dayak Simpang yang berada Di Desa Gema saja. Sedangkan pada pernikahan adat pada Dayak Simpang lainnya tidak mengenal acara bejontakng. Dayak Simpang merupakan masyarakat yang berdomisili dua kecamatan yaitu di Kecamatan Simpang Dua dan Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang (baca; Tradisi Lisan Dayak yang Tergusur dan Terlupakan).  Kawasan ini terletak diantara 1200 1.44 – 1200 21. 51 BT dan 60  46- 70 43. 58 LS (Djuweng dkk, 2003: 1). Dari segi bahasa, terdapat tiga bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Dayak Simpakng. Pertama bahasa Baram, kedua bahasa Gore, dan ketiga bahasa Baya (Djuweng dalam Bastian 2013 : 13.

Secara garis besar kegiatan bejontakng ini merupakan suatu pengenalan dan pengakuan kedua mempelai kepada masyarakat mengenai anggota keluarganya. Dengan bejontakng kedua mempelai akan mengenalkan mertuanya, mempelai akan memperkenalkan sepupu-sepupunya, baik abang maupun adik. Adanya bejontakng juga kelak dikemudian hari kedua mempelai akan menghormati orang-orang yang dijontang tadi.

3.      Prosesi Acara Bejontakng

Sebelum acara bejontakng dimulai maka perwakilan dari pemilik acara akan ngemukak adat dengan menggunakan bahasa :

Semuyak segenow kam yang dow dituw telah kamei unang kamiy amel pow eh mat am jerak kam detang tomus suntokng selopak kerumah tetangow tempat engon (.....) oleh sebab nyuw bepadah beceritow bahkan di rumah rayow betang panyang di tiang gonting tangow rangah nangkow junyong pinang salong pow kammy noe ngumpol semematow noe ngunang  sememadiy  jangan kan ketikow bosai kirow pun kocit nak mangkuw gewai ulah lakuw kerejow dalam ulah lakue kerejow noe pemulow adalah mengingat adat lamat lemagow tuwow.

 

Selama acara bejontakng, kegiatan ini dari awal sampai akhir akan diiringi dengan musik gong gemal. Beberapa orang yang mahir dan terampil akan begemal. Ada yang membunyikan gong, ketawak, gamelan, gendang, beboniy dan rerociy. Mereka akan memainkan alat musik tersebut secara terus-menerus dari awal kegiatan bejontakng hingga acara selesai tanpa berhenti.

Ada beberapa rangkaian kegiatan dalam acara adat bejontakng ini. Adapun rangkaian kegiatan tesebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

a)      Mempelai memberikan pempinang.

b)      Mempelai memberikan minuman adat.

c)      Mempelai  memberikan peneun.

3.1 Mempelai Memberikan Pempinang

Rangkaian pertama dari kegiatan bejontakng ini adalah kedua mempelai masing-masing memberikan pempinang kepada anggota keluarganya. Pempinang ini dikenal dengan istilah pempinang  ansai anyam matow punai. Adapun pempinang ini terdiri dari buah pinang kering, daun sirih, genyei, dan kapor. Khusus orang tua makan pempinang ini menggunakan sejenis alat gegocok. Pertama kedua mempelai akan sama-sama memberikan pempinang kepada mentuwow degin , kemudian memberikan kepada mentuwow kebusong, selanjutnya memberikan pempinang kepada ipar bilas tuwow , kemudian kepada ipar bilas mudow dan terakhir pempinang diberikan kepada ipar menamai. Setelah selesai memberikan pempinang kemudian kedua mempelai kembali ke mentuwow degin untuk memberikan minuman adat.


Mempelai laki-laki memberikan pempinang


Mempelai perempuan memberikan pempinang

Sumber: Dokumentasi pribadi

3.2 Mempelai Memberikan Minuman Adat  

            Rangkaian acara selanjutnya dalam bejontakng adalah kedua mempelai memberikan minuman adat. Minuman adat tersebut dinamakan dengan tuak puroh. Kedua mempelai sesuai urutannya memberikan tuak masing-masing satu cawan kecil mulai dari mentuwow degin sampai ipar menamai. Setelah selesai memberikan minuman adat maka kedua mempelai akan kembali ke mentuwow degin untuk memberikan peneun.


Mempelai laki-laki memberikan minuman adat.


Mempelai perempuan memberikan minuman adat.

Sumber: Dokumentasi pribadi

 

 

3.3 Mempelai memberikan Peneun

Rangkaian acara selanjutnya adalah kedua mempelai memberikan peneun. Peneun ini bermacam-macam tergantung dari kemampuan pembiayaan dari kedua mempelai. Tetapi pada umumnya peneun ini adalah daging. Sedangkan untuk besaran banyaknya daging tergantung dari kemampuan orang yang punya acara pernikahan. Proses memberikan peneun ini sama mulai dari mentuwow  degin dan terakhir peneun diberikan kepada ipar  menamai.

Setelah prosesi ketiga hal diatas selesai maka rangkaian acara berikutnya adalah menari adat. Pada jaman dahulu ketika masyarakat dayak masih mendiami rumah betang biasanya  menari pengantikng mengelilingi lima ruang rumah betakng (rumah panjang). Mempelai laki-laki bersama pengapitnya juga bersama ketua lemakuw dan domokng lemakuw akan menari adat mengelilingi sensayau. Sedangkan mempelai perempuan bersama pengapitnya menunggu sambil memberikan tuak kepada mempelai laki-laki tadi. Setiap kembali ke tempat asal yaitu tempat mempelai perempuan menunggu tadi , mempelai laki-laki dan pengapit , lemakuw dan domokng akan diberikan minumkan tuak.

Setiap kembali ke awal putaran maka lemakuw akan beunang-unang. Adapun bahasa dalam beunang-unang kurang lebih sebagai berikut.

Adei kakak reng benyak  ungkak betang ujokng betang kuw nyapoe nongkau nyirap nyimang ke bawah bawah eh adei kakak segenow benyak kata aseh domong pateh tuwow kebeyah ugar mensaper. Kuw beagah beceritow sedang bolum kamiy berentiy benari pengantikng.

Setelah menari sekitar lima putaran maka acara bejontakng selesai . Di akhir acara, mempelai laki-laki, pengapit, lemakuw dan domokng lemakuw memberikan tuak kepada setiap tamu yang hadir dalam pernikahan adat tersebut. Acara bejontakng pun selesai.


Lemakuw, mempelai laki-laki dan pengapitnya menari adat mengelilingi sensayau


Mempelai perempuan dan pengapitnya memberikan minuman adat kepada mempelai laki-laki yang menari adat

Sumber: Dokumentasi pribadi.

 


Foto bersama informan (Faskalis Reka/Pak Lusi/ Kek Bas)

Sumber: Domukentasi pribadi

Dan setiap akhir dari kegiatan adat selalu diakhiri dengan mulang beyow. Bahasa yang digunakan dalam mulang beyow secara sederhana sebagai berikut.

Tuw kuw mulang beyow pengabang pengunakng golak dow betomuw kelaiy gegah cokang perobut beyiy ken keluarga atau ken urang lain . tuw lah sapat tentarow gewai dah santow kerejow dah suntokng di tutup dengan mulang beyow pengabang pengunang . beyow begurau beketawow . setelah begewai santow di tutup dengan pulang beyow makan minum .

 

Lampiran Daftar Istilah Lokal

Istilah/kata-kata lokal

keterangan

Pisakng komakng lantakng, tobuh lulokng anak lunye yang manyabe bonang, tarok yang beringin tali di samakng banua panyakng, di ujong mantangan tanok

Salam dalam Bahasa Dayak Simpang

 

Pisakng komakng lantakng

Istilah untuk menyebutkan pohon pisang yang sedang mekar

tobuh lulokng anak lunye

Pohon tebu orang Dayak pada jaman dulu

manyabe bonang

Benang yang terurai

tarok yang beringin tali

Berada di pohon beringin

di samakng banua panyakng

Berada di dinding rumah panjang (rumah betang)

di ujong mantangan tanok

Istilah untuk menyebutkan berada di akhir

Bejontakng

 

Satu diantara tradisi adat dalam pernikahan adat Dayak Simpang Desa Gema.

pengentikng lelakiy

Mempelai laki-laki

pengentikng betinuw

Memperlai perempuan

Pengapiy

Pendamping bagi kedua mempelai yang sedang menikah

pengapiy tuwow

Pendamping mempelai dengan garis keturunan yang lebih tinggi

pengapiy mudow

Pendamping mempelai dengan garis keturunan yang lebih rendah

pureh tuwow

Garis keturunan yang lebih tua

pureh mudow

Garis keturunan yang lebih muda

Sensayau

Suatu bentuk sesajian dalam pernikahan adat dengan tinggi sekitar dua meter.

botang pisang rayow tungkat tobuw jewow di genggang lantakng ruang di sidok lansor tongah

Sebutan untuk istilah sensayau pernikahan adat

buloh below

Bambu warna kuning untuk tiang sensayau

botakng pisang rayow

Sejenis batang pisang yang digunakan untuk tiang sensayau

tobuw jewow

Sejenis tebu yang digunakan untuk tiang sensayau

genggang lantakng ruang

Ruang sudut rumah panjang

sidok lansor tongah

Ruang di tengah agak tepi di rumah panjang

payokng agong

Kain putih yang digunakan sebagai penutup atas sensayau

Geriy

Kain batik jawa

tempayan tajau

Tempayan besar yang didalamnya berisi minuman adat.

buloh geding

Bambu kecil warna kuning untuk membuat tangga kecil pada sensayau

Sensugut

Bambu yang berisi perhiasan rodas pada sensayau

Rodas

Perhiasan warna-warni dari manik-manik

geyong sensayau

Suatu alat dari bambu berisi minuman adat

Inas

Alat dari bambu sebesar jari untuk menghisap minuman adat

Pelitow

Alat pencahayaan di dalam sensayau

talam panuatow

Tempat berbagai macam sesajen pada sensayau

bejuw penabor aceh becangai

Sebutan untuk baju adat yang digunakan dalam pernikahan adat

selewar seting lajak bekakiy

Sebutan untuk celana adat yang digunakan dalam pernikahan adat

labokng cincin

Kain yang dililitkan di kepala mempelai laki-laki

labokng subakng

Hiasan seperti mahkota yang berada di kepala mempelai laki-laki

Peradow

hiasan dari benang atau manik manik

Jemang

Hiasan kepala terbuat dari tembaga berbentuk kepala ayom jantan

golang pintal

Gelang yang digunakan oleh laki-laki sebagai orang yang menikah

pempodal ayam

Perhiasan dari tembaga yang diikat di pinggang

Langai

Ekor pada jemang

bejuw geriat

Baju pada pengantin perempuan

rok geriy

Rok  perempuan dari songket

ikat pinggang goniy uang

Ikat pinggang dari duit perak

ikat pinggang goniy temet

Ikat pinggang dari perak

ikat pinggang goniy rantai

Ikat pinggang dari kawat rantai

ikat pinggang kancing betorei

Ikat pinggang perempuan

golang pipeh

Gelang perak yang dipakai perempuan

Jontakng

Meletakan sesuatu dihadapan orang lain

Pempinang

Makanan khas orang dayak

Peneun

Suatu jenis pemberian mempelai kepada keluarganya sebagai hadiah

pempinang  ansai anyam matow punai

Makanan pinang yang diberikan oleh kedua mempelai dalam acara Bejontakng

Genyei

Daun gambir yang dikeringkan

Kapor

Benda seperti krim terbuat dari  tengkuyung yang dioleskan ke daun sirih.

Gegocok

Suatu alat untuk menghaluskan pempinang.

Ngemukak

Istilah untuk menyebutkan pembukaan dalam bahasa orang beradat

Semuyak segenow

Semua orang yang hadir

detang tomus 

Istilah karena orang ramai sudah mau dan berkenaan meluang waktu datang ke acara tersebut

suntokng selopak

Ucapan terima kasih karena sudah datang

rumah tetangow

Pemilik rumah yang sedang melangsungkan acara.

 

tempat engon

Tuan yang menjadi pemilik acara

 

rumah rayow 

Rumah panjang  yang sudah sangat tua

 

betang panyang

 

Rumah kediaman orang dayak pada jaman dulu

tiang gonting

Tiang rumah adat panjang yang sudah mau putus

 

tangow rangah

Tangga panjang untuk naik ke rumah panjang yang sudah aus terlalu sering diinjak kaki .

 

nangkow junyong 

 

Pohon nangka yang sudah tua seumur dengan rumah

pinang salong

Pohon pinaang yang sudah sangat tua

inyor bepangar 

Pohon kelapa yang sudah sangat tua

ngumpol semematow

Berkumpul  yang tidak ada manfaatnya

ngunang  sememadiy 

Mengajak ikut yang tidak ada manfaatnya

mangkuw gewai

Menyelenggarakan acara adat

ulah lakuw

Suatu perbuatan /kegiatan

adat lamat

Adat atau kebiasaan yang sudah lama hidup dan berkembang

lemagow tuwow

Istilah untuk menyebutkan sesuatu yang sudah tua sama dengan rumah panjang pohon pinang, nangka dan kelapa.

 

gong gemal

Alat musik tradisional dayak

Begemal

Kegiatan memainkan alat  musik gong gemal

Ketawak

Alat musik tradisional seperti  gong tetapi lebih kecil

Beboniy

Alat musik tradisional mirip gong

Rerociy

Alat musik tradisional terbuat dari dua buah  besi pipih

mentuwow degin

Orang tua mendarah daging

mentuwow kebusong

Panggilan sopan kepada mertua

ipar bilas tuwow

Istilah sebutan abang

ipar bilas mudow

Istilah sebutan adik

ipar menamai

Istillah untuk adik sepupu

tuak puroh

Minuman khas Dayak

ketuwow lemakuw

Orang yang memimpin nari adat dalam bejontakng

domokng lemakuw

Wakil ketuwow lemakuw

Beunang-unang

Membicarakan adat dan aturan dalam menari pengantikng

Adei kakak

Istilah untuk menyebutkan tamu yang muda dan tua

 

reng benyak

Istilah untuk menyebutkan semua yang hadir

 

ungkak betang

Awal rumah panjang

 

ujokng betang 

Paling akhir dari rumah panjang

 

nyapoe nongkau

Memanggil orang banyak

 

nyirap 

Kebiasaan untuk menyimak orang lain bicara

 

nyimang

Untuk mendengarkan omongan orang

 

segenow benyak

Istilah untuk menyebutkan orang banyak yang hadir dalam acara tersebut

 

kata aseh

Kata-kata tertentu yang keluar dari domong adat

 

domong pateh

Sebutan untuk orang yang pandai beradat (kepala adat)

 

tuwow kebeyah

Orang tua – orang tua yang pandai beradat

 

ugar mensaper

Penyebutan untuk istilah mantan kepala adat pada jaman dahulu.

 

mulang beyow

Mengembalikan orang yang hadir kembali ke rumah masing-masing

 

pengabakng

Orang yang datang ke acara tetapi suka rela

 

pengunakng

Orang yang tetapi di undang secara resmi.

 

kelaiy gegah 

Berkelahi yang tidak ada akhir

 

gewai

Suatu acara atau kegiatan yang melibatkan orang banyak

 

santow

Istilah untuk menyebutkan bahwa acara telah selesai dengan baik

 

suntokng

Selesai dalam hal apapun dalam acara tersebut

 

begurau beketawow

Istilah untuk menyebutkan kegiatan bersenda gurau

 

cokang perobut

Memperebutkan sesuatu supaya tidak berkelahi

 

sapat 

Membatasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan dalam acara tersebut.

 

Tentarow

Istilah untuk menyebutkan jarak dalam bahasa adat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar pustaka :

1.      Djuweng, Stepanus dkk. 2003. Tradisi Lisan Dayak yang Tergusur dan Terlupakan. Pontianak: Institut Dayakologi.

2.      Arisandi, Bastian. 2013. Nilai Budaya dalam Cerita Sabunzu Sarokng Antu Sastra Lisan Dayak Simpakng Kabupaten Ketapang. Pontianak: Universitas Tanjungpura.