Senin, 11 April 2011

Analisis Puisi

ANALISIS PUISI “PADAMU JUA” dan PUISI “DOA”
By: Bastian


1. Sense
1.1 Dalam puisi Amir Hamzah (“Padamu Jua”) persoalan secara umum yang di gambarkan dan diciptakan oleh penyair adalah seseorang yang merasa kehilangan cinta dari seorang kekasih, sehingga ia kembali pada Tuhan. Pertemuan dua orang kekasih yang telah lama berpisah (antara Aku dan Tuhan).
1.2 Chairil Anwar (“DOA”) persoalan secara umum yang di gambarkan dan diciptakan oleh penyair adalah seseorang yang selalu ingat pada Tuhan dalam keadaan apapun.
Perbedaan: Amir Hamzah (“Padamu Jua” ) mengisahkan bahwa Ia selalu ingat pada Tuhannya hanya pada saat ia merasa terpuruk dalam masalah atau saat ia sedih saja. Sedangkan Chairil Anwar (“DOA” ) mengisahkan bahwa Ia selalu ingat pada Tuhannya kapan pun baik saat senang atau pun saat sedih.
Persamaan: secara garis besar kedua puisi tersebut memiliki persamaan yaitu objek puisinya adalah Tuhan (sama-sama mngisahkan Tuhan).
2. Subject Matter
2.1 Puisi 1: Amir Hamzah (“Padamu Jua”) pokok pikirannya:
• Setelah seseorang merasa menderita dan sakit barulah ia ingat pada Tuhan/kembali pada Tuhan.
• Menyatakan Tuhan adalah segalanya, yang menjadi penuntun hidup sang pengarang dan selalu setia mencintai manusia.
• Mengisahkan seseorang yang rindu pada Tuhan.
• Seseorang yang mencari Tuhan, setelah ia menderita namun tidak pernah ia temukan karena Tuhan ada di hatinya.
• Tuhan memberi cobaan yng bertubi-tubi agar sang Aku (pengarang) kembali pada-Nya.
• Ia kembali pada Tuhan, namun banyak saja cobaan, ia merasa belum mendapat kebahagiaan tapi ia bertekat bahwa kesedihan tidak akan lagi mau ia rasakan.
2.2 Puisi 2: Chairil Anwar (“DOA”) pokok pikirannya:
• Dalam keadaan apapun selalu ingat Tuhan (baik susah, sedih, senang).
• Kembali pada Tuhan
• Ia merasa tidak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa.
• Penyair menyatakan bahwa Tuhan adalah miliknya.

3. Feeling
• Amir Hamzah (“Padamu Jua”) sikapnya penyair terhadap pokok pikiran yaitu penyair merasa rindu dan membutuhkan Tuhan hanya saat dia sedih atau ada masalah saja.
• Chairil Anwar (“DOA”) sikapnya penyair terhadap pokok pikiran yakni penyair merasa selalu membutuhkan Tuhan dalam keadaan apapun, baik saat sedih atau senang.
Perbedaan dari segi feeling: Amir Hamzah merasakan bahwa ia selalu merasa berubah, dia tidak tepat pendirian, kadang ingat pada Tuhan, tapi kadang melupakan Tuhan. Sedangkan Chairil Anwar merasakan bahwa ia selalu tepat pada pendiriannya, akhirnya ia tidak mudah melupakan Tuhan karena masa lalunya yang suram. Ia selalu ingat pada Tuhan.
Persamaan dari segi feeling: persamaan pada kedua puisi tersebut yaitu sama-sama mengisahkan kerinduan pengarang pada Tuhan dan ingin mendapatkan rahmat atau pengampunan dari Tuhan.
4. Tone
• Amir Hamzah: sikapnya terhadap pembaca yaitu selalu masa bodoh, karena ia seolah mengungkapkan perasaan atau curahan hatinya pada Tuhan, bukan pada pembaca. Ia masa bodoh terhadap pembaca, mau mengikutinya atau tidak.
• Chairill Anwar: sikapnya terhadap pembaca yaitu masa bodoh tetapi pada puisi ini penyair berusaha meyakinkan pembaca bahwa kita harus selalu ingat pada Tuhan.
Perbedaan: pada puisi Amir Hamzah: ia secara tidak langsung ingin menunjukan kepada pembaca tentang segala masalahnya, dan bagaimana sesuatu yang ia rasakan itu bisa membuatnya berubah dan kembali pada Tuhan. Sedangkan pada puisi Chairil Anwar ia tidak begitu menampakkan segala sesuatu yang terjadi padanya karena ia merasa Tuhan yang mengetahuinya.
Persamaan: dari kedua puisi tersebut sama-sama masa bodoh terhadap pembaca.
5. Totalitas Makna
• Amir Hamzah: makna keseluruhan yang tedapat pada puisinya yaitu: penyair merasa kehilangan dan kembali pada Tuhan karena Tuhan selalu menuntunnya kembali ke jalan yang benar (Tuhan). Ia merindukan Tuhan dan ingin kembali pada Tuhan tetapi banyak cobaan yang ia hadapi untuk mendapatkan kebahagiaan dari Tuhan. Namun ia bertekat untuk tidak akan lagi merasakan kesedihan.
• Chairil Anwar: makna keseluruhan yang terdapat dalam puisinya yakni ia selalu merasa ingat pada Tuhan dimanapun dan dalam keadaan apapun ia berada baik suka maupun dukan. Ia akan selalu berada di jalan yang benar atau yang ditunjukan oleh Tuhan.
Perbedaan: dari totalitas makna, pada puisi Amir Hamzah banyak mengungkapkan masalah yang ia hadapi sehingga kita kurang paham masalah yang sebenarnya. Sedangkan pada puisi Chairil Anwar hanya terarah pada satu atau beberapa persoalan sehingga mudah untuk dipahami.
Persamaan: dari totaliats makna , kedua puisi tersebut sama-sama ditujukan atau mengarah pada Tuhan.
6. Tema
• Amir Hamzah: Dosa dan pengharapan untuk kembali pada Tuhan (pertobatan).
• Chairil Anwar: Doa seseorang yang selalu ingat akan Tuhan.
Perbedaan: dari segi tema, puisi Amir Hamzah lebih menekankan pada pertobatan sedangkan puisi Chairil Anwar lebih menekankan pada doa yang selalu ingat pada Tuhan.
Persamaan: dilihat dari tema, puisi tersebut sama-sama difokoskan atau sasarannya adalah pada Tuhan.

2 komentar: